Pengikut

Sabtu, 30 Januari 2010

Partungkoan / Acara

PARTUKKOAN adalah salah satu wadah komunikasi dan musyawarah yang digunakan para laleuhur kita pada masa dulu.
PARTUKKOAN konon pada jamannya sudah sangat populer yang berfungsi sebagai ajang dalam mengambil keputusan dalam berbagai hal, seperti : penetapan hukum, perumusan adat, perencanaan pembangunan, pertanian, keamanan, hubungan sosial kemasyarakatan. Juga berperan sebagai lembaga pertimbangan kehakiman untuk memutuskan perkara akibat pelanggaran hukum yang selanjutnya diputuskan dalam ria raja.

PARTUKKOAN dapat juga menempa pengetahuan bagi warga yang menjelang status natunggane untuk dapat tampil sebagai wakil huta, dan horja dalam kancah hubungan kemasyarakatan yang lebih luas.

PARTUKKOAN difasilitasi Raja Huta untuk tingkat huta, Raja Huta yang terpilih atau bergantian untuk horja atau Raja Parbaringin bila pada wilayah horja itu ada. Untuk bius adalah Raja Parbaringin (Raja Bius).

Belajar dari kearifan leluhur dalam musyawarah dan dalam pembahasan berbagai hal yang menyangkut perikehidupan dan hubungan sosial, saat ini selalu disebut sebagai kearifan budaya.
Partungkoan Tano Batak berusaha menjalankan gagasan budaya itu dan diharapkan masih relevan pada masa ini. Pada tahap awal ini, kemungkinan kesulitan memanfaatkan format budaya itu ada ditemukan, tentang siapa yang relevan dan kompeten menjadi penyaji ulasan kebudayaan Batak, sejarah dan adat istiadat. Akan tetapi kami masih memiliki harapan dengan apa yang diinginkan bayak generasi muda Batak yang ingin menggali nilai budaya, hal itu perlahan-lahan diharapkan dapat kita atasi bersama.

Pada tahap awal ini kami melirik dan telah melakukan pendekatan awal dengan para budayawan kita yang tinggal di Toba untuk memberikan kontribusinya.
Kami berusaha tidak mengutip artikel budaya dari media lain. Ini tujuannya untuk memunculkan budayawan tradisional seimbang dengan budayawan akademis
Kami juga akan berusaha membuka kemungkinan anda melakukan komunikasi langsung dengan para budayawan kita untuk mendapatkan pemaparan lebih luas dari apa yang kami sajikan di blog ini.

Kemungkinan besar, tulisan dari para budayawan kita dalam bahasa batak. Ini diharapkan untuk tidak terjadi pengaburan makna bila diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia. Merupakan tantangan bagi kita untuk lebih mendalami sastra bahasa batak agar lebih membumi bagi orang batak.

0 komentar:

Posting Komentar