Pengikut

Minggu, 21 Februari 2010

B

Ba, I. kata seru menyatakan keheranan. II. sebagai kata penghubung: dan, seraya, ya; partikel di tengah kalimat: ia olo ho, ba denggan, kalau kau mau, ya baiklah; sering digabung dengan kata, da, baba, dong, nah.

Baba, mulut (kasar), moncong, lobang; sering dalam kata-kata cacian; baba pintu, tempat masuk dan keluar pintu; baba ni liang, mulut gua; baba ni mual, asal sumber air; sangkababa, sesuap, sepatah kata; marbaba, bermulut; rantei babam, sip babam, tutup mulutmu, diam kau; pababababa, memaki dengan kata baba; mambabai, mulai mengajar sesuatu; menggurui; anak sibabaan, pelayan yang selalu harus diberi petunjuk dulu, baru bisa berbuat; matubaba, membeli beras sebagai persediaan; pambaba, lidi enau, yang dipakai alat perajut benang tenunan.

Babandir, sibabandir, sej kumbang yang dalam bahaya berpura-pura mati; sej tanaman paku.

Babap, marbabap, runtuh, roboh.

Babi, babi; sibabi na bolon, racun yang membuat perut kembung; babi di eme, dikatakan mengenai orang yang berzinah yang tertangkap basah suaminya yang sebenarnya berhak membunuhnya di tempat itu bagaikan seekor babi yang terdapat di ladang; boru sibabi jalang, pelacur, lonte; babion dibahen butongna, tidur, bermalas-malas, kekenyangan seperti seekor babi; babibabi, sej lawa-lawa.

Babiat, harimau, macan; babiat sibolang, harimau berloreng; babiat balemun, harimau besar dan sangat ganas; parbabiatan, sarang, tempat harimau; mangido gogo tu gajah, mangido tongam tu babiat, mencari kekuatan pada orang yang kuat, kemuliaan pada raja.

Babo, marbabo, sibuk dengan kegiatan menyiangi di ladang, merumput di sawah pada waktu padi masih pendek; mambaboi, menyiangi, merumputi; baboan, musim menyiangi di sawah; di hamamasa ni baboan, di waktu menyiangi (di Silindung pada bulan Desember dan Januari), menyiangi dulu umumnya tugas kaum perempuan; parbaboan, ladang dimana orang menyiangi; ndang hababoan rohana, ia tidak dapat diperbaiki, sulit dibina, payah berubah sikap; parsoro ni ari na so hababoan, seorang penderita yang tidak lagi dapat dihiburi.

Babolhas, sej pohon perdu yang daunnya dipergunakan untuk penangkal (sipatolhas begu) sebagai persembahan makanan; bdk bolhas.

Bada, perkelahian, perlawanan, percekcokan, perbantahan, pertengkaran, perselisihan; marbada, bertengkar, bercekcok, bersengketa; marbadai, saling berbantah, saling berkelahi; parbadabada, orang yang suka bertengkar; mamadai, memarahi, mencaci; pabadabada, menggalakkan orang untuk berkelahi; aha badam tusi, apa perselisihanmu dengan dia; badabada biang, berkelahi seperti anjing; artinya: sebentar-sebentar bertengkar, lalu segera berdamai lagi; bada rohana, culas, pendengki, suka mencibirkan orang, suka mencari pertengkaran.

Badak, binatang badak, rhinoceros.

Badan, tubuh, badan, (manusia, hewan dan benda-benda), dasar arus sungai; marbadan, berbadan, mempunyai tubuh; badan ni ulos, bagian tengah ulos, sebagai lawan tepi mengenai ulos.

Badar, I. horbo si badar, kerbau berwarna kemerah-merahan. II. mangangguk badar, meraung-raung, menangis dengan nyaring.

Badia, kudus, suci, sakti, saleh, sering = sahala; sorur ma ho, ale badia ni gurunghu, awal dari mantera, berkenanlah dikau hai arwah sang guruku; badia hatahutan, = tunggal panaluan; habadiaon, kesucian, kekudusan, kesalehan; parbadiai, hormati (sebagai yang kudus); parbadia, = namarsahala, kudus, mulia, sakti; Tondi Porbadia, Roh Kudus; ulaon na badia, perjamuan suci, ekaristi kudus, misa; na sangap, na badia, mulia dan luhur, dipakai untuk Tuhan dan manusia.

Badoar, sej rotan yang menyerupai buarbuar.

Badoatan, goyah, berjalan tidak tentu.

Baen, = bahen.

Baeo = bayo; baean, = bayoan.Baga, bagabaga, sesuatu yang dijanjikan, janji; parbaga, (diparbaga), menjanjikan sesuatu untuk diri sendiri, mengharapkan, menduga; parbaga, marbagabagahon, menjanjikan; pabagabaga so mahap, janji yang selalu diperbaharui, tetapi tidak pernah ditepati.

Bagalbagal, kain topo, sepotong kain yang sudah buruk = siantal.

Baganding, sibaganding, ular yang berloreng dan berbisa; nama daerah dilembah Batang-Toru; dopa sibaganding, lih. dopa; sibaganding naga mangupar, = pandingdingan (And).

Bagas, I. rumah; marbagas, punya rumah, artinya berumahtangga; pabagashon, mengawinkan; pardibagas, = pardihuta, isteri, bini, parbagasan, perumahan, tempat rumah berdiri atau akan dibangun; mamagashon, meniduri perempuan; di bagasan (ni), di dalam; tu bagasan, ke dalam; mandok dibagasan roha, memikirkan dalam hati sendiri; ninna rohana dibagasan, pikirannya dalam hatinya; parbagasan, bagian dalam; marbagasan, disebelah dalam mempunyai pola lain daripada yang di luar (tentang pakaian); pande bagas, tukang kayu. II. mendalam, dalam, juga dalam arti kiasan; pabagas, mendalamkan; P.B: patimbo hadabuan, pabagas halonongan, tinggikanlah tempat kejatuhanmu, dalamkanlah tempat tengge-lammu, keberadaan yang disombongkan menjadi tulah atau walat kejatuhan seseorang; bagas rohana, dia arif, bijak; bagas lapatanna, mendalam artinya. Bage, I.= gabe. II. marbagebage, berbagai-bagai, bermacam-macam mengenai sifat; mar-bagebage sitaonon ni jolma, penderitaan orang adalah beraneka ragam.

Bagi, bagi, bagian; sambagi, sebagian; mambagi, membagi; mamagi dua, membagi dua; marbagi, berbagi; bagian, bagian; sambagian, sebagian, satu bagian; dipambagi, dibagi-bagikan; parbagi, penyebut pecahan; bagibagian, jatah; parbagian, pembagian; siak bagina, bagiannya: kemalangan, malang, melarat; marsiak bagi, malang, miskin; manolsoli bagina, menyesal, menyesali nasibnya; mardua di tangan, marbagi di roha, membagi secara jujur, sebab berhubungan baik satu sama lain, seimbang, adil, bersikap sosial.

Bagiaha, = manang aha (Angk).

Baginda, baginda, gelar raja (di Angkola biasa dipakai, di Toba tidak).

Bagot, pohon aren, enau; bagot ni posoposo, buah dada atau tetek ibu, payudara wanita (halus); mata ni bagot, mayang enau bakal sumber tuak; P.B.: bagot ni tonggi, bagot sibalbalon, paet na jolo i, ba tu tonggina ma tu joloan on, pohon enau yang manis, bakal penyadapan tuak, bersakit-sakit dulu, bertambah manis kemudian; P.B.: tinaba bagot rap dohot pangkona, didok pe hatami, sai adong do bahenonku alona, ditebang enau bersama batangnya, apapun anda katakan, ada padaku jawabnya, keras kepala, bandel; bagot ni horbo, susu kerbau; bagot ni ruma, ornamen alas dinding ruma Batak berupa empat buah payudara wanita perlambang kesejahteraan dan pengayoman.

Bagudung, tikus; anak ni bagudung, anak tikus, cacian, nama bagi pelanggar sumpah, atau yang bersumpah palsu.

Bagulan, = bolon.

Bagur, sibagur, katak yang besar.

Bagure, sej pohon kayu; sibagure tano, perdu yang keras kayunya, daunnya sering dibuat jadi sapu halaman.

Bagus, bagus, elok.

Baha, (diwarisi?) sifat, watak, perangai; i nama bahangku, itulah sifat saya; bahana do i, sifatnya demikian, kepribadiannya demikian.

Bahal, gerbang kampung; bahal batu, sebuah nama desa antara Silindung dan Toba; jomba bahal, upeti penduduk buat pemenang perang agar desa mereka tidak akan dihancurkan.

Bahalbahal, bahalbahalon, luka karena sering digosok, msl: hidung diwaktu flu.

Bahat, banyak (Angk).

Bahe, batu-batu kecil yang dipakai anak-anak untuk bermain-main; parsibahean, tempat anak-anak bermain; sibahe, batu.

Bahen, mambahen, membuat, membikin, memperlakukan; bahen, untuk; bahen aha ? untuk apa? dialap bosi do bahen rabi, ia mengambil besi buat parang; pambahen, pembuat; pambahenan, perbuatan; bahenbahenan, ramuan, ulah, pekerjaan msl: ajiajian; bahen, baik, beres (yang dikerjakan), buatlah; dipambahen, dibuat bermacam-macam; aha bahenonku, aku mau bikin apa? beha bahenon, apa boleh buat? tarbahen, bisa, mungkin; ndang tarbahen, tak bisa, tak mungkin; ala ni aha umbahen? apa sebabnya maka? karena apa hingga? dia alana umbahen mate ibana, apa sebabnya dia meninggal? umbahen na mulak ahu, on do, sebabnya maka saya pulang, inilah; dia umbahen manjua ho? kenapa maka kau menapik? dibahen, dibuat, dikarenakan, disebabkan; talu ibana dibahen otona, kalah dia karena bodohnya; dibahen hatam umbahen mago hami, karena omonganmu kami hancur; bahenon ni, = dibahen, tetapi dibahen menunjukkan suatu peristiwa yang sudah terjadi dan bahenon ni menunjukkan sebab, yang akibatnya masih dinanti; msl: sega ma hauma binahen ni ari logo, sawah akan musnah karena kemarau; dibahen i, disebabkan itu, oleh sebab itu, karena; dibahen i ma, itulah sebabnya, maka itu; dibahen i do, umbahen, oleh karena itulah, dari sebab itulah; bahenon ni aha? oleh apa, dibuat apa? disebabkan apa?; bahenonmu, akan kau buat, olehmu; bahenonta, oleh kita, akan kita perbuat, d.l.l.; sibahen na jahat, sibahen na so uhum, pelaku jahat, pelanggar hukum; sibahen na malum, yang membuat sembuh, obat; sibahen na horas, apa yang membuat kuat; juga: yang membuat mabuk; sibahen dame, pembawa damai, pendamai. Bahir, terpisah letaknya, tengah, tepi; sambahir, setengah; bahir, pada satu sisi; bahir rohana, kelakuannya tidak seperti biasa msl pada kesedihan; marbahir, pergi kesisi lain, mengasingkan diri; anak bahir, ada ketidakberesannya, cacat, timpang.

Baho, I. marbaho, mengambil kapur barus. II. baho, sej pohon kayu.

Bahon, mamahoni, membalas, membayar; mamahoni utang, melunasi hutang dengan bekerja rendah pada yang berpiutang; manjalo pamahoni, menerima kerja untuk mengganti hutang si pekerja.

Bahota, tondi sibahota, lih tondi.

Bahudung, marbahudung, menarik diri ke hutan dan tinggal sendirian melawan musuh, bila ia mati dalam perlawanan itu orang tidak akan memperdulikannya dan tidak diadakan pembalasan; parbahudungan, tempat dalam hutan dimana orang seperti itu berdiam.

Bahue, sibahue, sej burung hutan.

Bahul, bakul besar dari jerami untuk menyimpan beras atau padi; raja marbahulbahul na bolon, sikap raja, murah hati, pendengar yang baik, penuh timbang rasa dan berbudi luhur; bahulbahulhon ma i tu roham, camkanlah dalam hatimu, perhatikanlah itu.

Bahung, sej pohon kecil.

Bahut, I. ikan lele (kecil dan enak). II. bahutbahuton, menderita penyakit kelenjar yang bengkak, penyakit beguk, diobati dengan sibahut; sibahuton hata dibahen ho, terganggu pembicaraan gara-gara kau.

Baion, sej pandan yang dipakai untuk menganyam tikar dan bakul.

Bait, baik, cocok.

Baja, sej pohon yang getahnya menjadi bahan penghitam gigi; marbaja, memakai baja; mamajamajahon, mengoleskan (seperti baja) msl: gambiri pada luka; bajahon tu roham, camkanlah itu dalam hatimu; lan bajabaja ni rohana, dia adalah penuh dengan akal muslihat; suhut situtung baja, orang yang memulai bertengkar dan menjadi pokok pertengkaran itu; sibaja ihur, orang yang kalah dalam persengketaan, bila dua orang berselisih, maka orang yang kalah itu disebut harus melapukan baja dalam pantatnya.

Bajak, = Batak; sibajak parbinotoan, pengumpul ilmu yang rajin, seseorang yang karena kerajinannya cepat dapat memperoleh banyak pengetahuan.

Bajan, bagan, rancangan; juga goresan, bekas pola asli yang masih dapat camping; runtuhan kampung.

Bajang, anak bajang, anak yang lahir cacad, anak keguguran; juga sebagai kata cacian; aek bajang, air tuban-tuban.

Bajar, masih remaja, muda mengenai manusia dan binatang.

Bajaure, sej tumbuh-tumbuhan yang menyerupai simaremeeme, yang ditaruh dalam bubu sebagai pemikat bagi ikan.

Baji, bajibaji, baji (untuk memelah kayu); mamaji, membaji; sibaji hau tindang, sibola aek sasunge, yang membaji pohon tidak rebah dan yang membagi air sungai, yaitu orang yang mengadakan pecah belah antara orang-orang yang bersatu, pemecah belah.

Bajik, pertanda baik (dipakai dalam pustaha).

Bajiri, tikus kecil.

Bajo, marbajo, mengintip orang, pergi untuk menyamun orang; mamajo, menyerang orang; bajoan, tempat penyamun bersembunyi; parbajo, penyamun orang, perampok; mamajo hata ni si Anu, mengamat-amati perkataan seseorang.

Bajogit, bajogiton, terkejut, merinding ketakutan.

Bajora, I. sej tanaman berduri, serta buahnya yang pahit yang menghasilkan getah seperti baja. II. bajoraon, sangat terkejut.

Baju, baju, baju luar; bajubaju, = idem; baju partahanan, baju yang disalut dengan potongan-potongan besi; baju pamodil, baju yang dicat merah dengan dapdap yang dikenakan orang yang menembak di horja; baju ulubalang, kain panjang dari abit hasumba yang dikenakan oleh para pahlawan; baju udan, mantel hujan; anak baju, kemeja; marbaju, berpakaian, berbusana, dikatakan tentang perempuan yang belum melahirkan, karena selama itu mereka menutup teteknya; bila mereka telah mempunyai anak, mereka membuka baju itu karena lebih gampang menyusui anaknya; na marbaju, perawan, gadis, remaja; nunga tanggal bajubajuna, ia telah menanggalkan bajunya, yakni ia telah mendapat anak, itu juga dikatakan tentang binatang msl ayam; mamajui, mengawinkan satu pasangan dengan lilitkan mereka bersama dengan sehelai kain; di Angkola mempelai perempuan menerima baju yang dihias dengan mutiara; ari pamajuion, hari pernikahan; juhut ungkapan bajubaju, daging bagian dada hewan; bajubaju ni linta, tumbuhan rawa yang daunnya terapung-apung di atas air.

Bajur, baik, teliti, cermat, rapi mengenai pekerjaan.

Bajut, = hajut, tas.

Bak, gampang dibelah, mudah belahan.

Bakbak, mabakbak, terkelupas, mengalir (tentang air mata); mambakbak, melepas, mengelupas (kulit kayu); sambakbak ulumanis, sebungkus kulit manis, sebanyak sekali mengambilnya.

Bala, I. sekutu dalam perang; mamala, kawan-kawan yang diundang untuk perang dan memberi makanan kepada mereka (marhara); bala Toba, penyakit menular yang berasal dari Toba, kolera; balajau, penyakit yang berasal dari kejauhan; jambala tua (= longit), potongan daging yang dikirim kepada musuh sebagai pernyataan perang; pajongjong jambala tua, pernyataan perang. II. sibala, sej pohon hutan yang lembut, tidak cocok menjadi bahan bangunan.

Balage, pertikaian, perbantahan; marbalage, bertengkar, tidak sependapat; masibalagean, tidak cocok satu sama lain, saling menyindir, bertengkar, saling berbeda pendapat.

Balak, kotoran pada kulup penis.

Balanja, tabung bambu yang bercorot dan memakai tutup.

Balanjo, bekal yang dibawa di perjalanan, pangan, persediaan pangan, balanja (mungkin dari lanja, = bohal ni parlanja); juga: upah, gaji.

Balang, I. ali-ali, ketapel ayun = ambalangan; ulubalang, ahli bidik dengan ali-ali, pendekar. II. tidak mengena sasarannya; balang do danggurmu, balang do reongmu, lemparanmu tidak mengenai, lontaranmu tak kena.

Balanga, belanga, kuali dari besi; balanga saruam, sej kuali yang besar.

Balatuk, tangga; balatuk tunggal, sebatang kayu yang ditakik-takik hingga bisa dipakai sebagai tangga; santi balatuk, semua laki-laki bertanggungjawab untuk turut bertempur dalam perang (balatuk disini sebagai pars pro toto untuk seluruh rumah) pengaman tangga, penanggungjawab keamanan; balatuk sidean parnaehan, tangga yang mempunyai banyak anak tangganya, nama tangga rumah dalam doa-doa yang beralamat.

Balau, biru; mamalaui, membelau cucian, membirukan.

Balbal, pentung, kayu pemukul, belantan, gimbal, pukul dengan gada, banting; mambalbal, membanting, memukul, msl bagot yang harus dipukul lama sebelum tuak keluar; mambalbali, membantingi orang, memukul.

Bale, I. takaran, = 1/4 solup (= tangkar); mamalai, menjual padi dengan bale, maka: dalam jumlah kecil. II. balai, pondok kecil; bale ni na mate, rumah mayat yang kecil di atas kuburan; bale ganjang, tempat bermalam; balebale, gubuk-gubuk, pondok, teratak, dangau.

Baledang, nama sej ikan laut.

Balemun, harimau yang besar.

Balerong, belerong.

Balga, besar, gemuk, kuat; lam tu balgana, semakin besar; balga hatana, omong besar, membual, pembicaraan kasar dan menyakitkan hati; marsibalga, marnabalga, tidak sama besarnya, berbeda besar; habalgaon, besarnya; pabalgahon, memperbesar, memperluas; na balga, orang yang berkuasa, pembesar; balgana i, betapa besar.

Balge, = balga, besar.

Balging, I. sambalging, sekerat, sepotong. II. tidur tanpa selimut atau pakaian, telanjang.

Balguk, na balguhan, = na balga.Bali, diusir, dikeluarkan dari kumpulan, dikucilkan, menyeberang, menular (penyakit); sahit na olo bali, penyakit yang menular; parbali, penjangkit; pabalihon, mengusir, mengeluarkan, membuang; marbalibali, bersifat menular (ten- tang penyakit); habalian ni huahua, tempat pembuangan kuah, tumpuan ampas, orang yang selalu dituduh.

Balian, (berhubungan dengan bali) bagian luar, luar kampung; di balian, di sawah; di balian ni, di luar; tu balian, ke sawah, ladang; parbalian, laki-laki (suami) yang bekerja di luar (baliknya isteri yang disebut pardibagas, pardi-huta); bagian luar; parbalian,laki-laki yang bekerja di sawah atau ladang; dung salpu parbalian, bila para lelaki telah meninggalkan kampung.

Baliang, sej tumbuhan merambat.

Baliga, sisir pada perkakas tenun.

Balige, (= baliga?), nama kota pinggir Selatan Danau Toba.

Balik, terbalik, terputar, sisi sebelah, lain dari yang sebenarnya, salah, keliru; pabalik, memutar balikkan (msl kata-kata); P.B.: molo sipabalik tano, dodak lompanna, molo sipabalik hata juhut lompanna, pengolah tanah, berlauk dedak, pengolah kata, berlauk daging; marbalik, berpaling, memutar, murtad; marbalian mata, berputar-putar mengenai mata; sibalik mata, yang suka menipu, memperdaya seperti tukang sunglap; sibalik bija, = sibalik mata, juga sej parsili yang membuat penyakit berbalik; sibalik hunik, merah fajar, langit yang menguning di waktu pagi; balik buhu, unit perapian dapur yang terbuat dari kayu; marsibalik, mendelik (mata); baliksa, baliksa apala, apalagi, justru sebaliknya, malahan; di balik ni i, kecuali, sebaliknya; di balik ni pintu, di belakang pintu; pamalik, tengkulak, pedagang perantara; balikbalik, lapis jerami atau daun pisang untuk membagi daging; mamalikmalik, (dibalibalik), mengikat tangan orang di punggungnya; balikbalik angin, pohon yang daunnya putih-putih sebelah bawah dan nampak bila ditiup angin; balikbalik anduri, sej permainan pada mana belakang anak-anak satu sama lain mengenai dan tangan mereka saling berpegangan sehingga mereka terombang-ambing ke atas ke bawah; lih juga: anduri; balik, pisau dua mata; balik rohana, berobah sikap, berobah pendapat, dikatakan tentang seorang gadis yang berobah sikap terhadap seorang pemuda; balik tahe, (balik), malah sebaliknya; balik....balik, baik..., maupun (Angk) : barik.... barik); habalian, baliknya, lainnya, lawannya.

Balimbingan, motor bis yang kecil.

Baling, baling, berputar, serong karena angin; mamalingi, membengkokkan; marbalingan, berputar tentang benda-benda; baling, tang pembaling mata gergaji; balingbaling, baling-baling, msl alat mengusir burung dari sawah; marbalingbaling, senantiasa berputar-putar.

Balingbing, belimbing; balingbing hau, sej pohon tamarinde; balingbing andor, sej kacang tanah.

Balingkas, mamalingkas, memeriksa semua dengan tangan, mengacau-balaukan.

Balingkuhu, tungku dari kayu sebagai pengganti batu.

Balingsu, tarbalingsu (dari baling?), terkilir, keseleo, terpelecok (tentang tangan dan kaki)

Balintang, kayu pengikat pagar yang dipasang melintang.

Balisa, gelisah, tidak tenang; balisaon mata, mata tidak mau tidur.

Baliung, beliung; habahaba sipoting baliung, pusaran angin (dari baling).

Ballong, lambat, perlahan sewaktu berjalan dan dalam perbuatan.

Balo, balo roha, senang; pabalo roha, (= paombun) menyenangkan orang, membuat hati senang dengan mendengarkan orang; dipabalo, memberi reaksi atas obat yang dimakan.

Balobas, tongkat berbentuk belebas yang dipakai sewaktu bertenun, belebas; balobas ni hata atau ulaon), pokok utama.

Balobat, sej ulos.

Balobung, dalan balobung, jalan besar dan lempang (mungkin ada hubungan dengan lobung, lempang, terbuka, dimana musuh tidak ditakuti).

Balok, parit yang menandakan batas, batas, watas; marbalokhon, berwataskan; parbalohan, perbatasan; hotang pamalok, seutas rotan dengan mana orang menarik garis lurus di ladang untuk membuat parit-parit kecil antara batang-batang padi; hombar balok, tetangga terdekat, yang berbatasan langsung; paorot balok, menggeser patok batas; balokbalok, uang atau cincin dari pasien kepada datu agar penyakit itu tidak menular pada dukun; hau balok, pembidangan dari balok-balok besar di atas mana rumah dibangun (Angk)

Balom, getah pohon meang.

Balontung, bunga api yang berpui-pui di atas api.

Balope, daun pisang yang dipakai sebagai pembungkus sigaret.
Balos, mamalos, mamaloshon (tu), membalas, membalaskan; marbalos, berbalas, mendapat balasan; mamalos surat, membalas surat; pamalosan, pembalasan; balos ni, balasan, akibat dari (baik hal yang baik maupun hal yang jahat); uhum na roa balos ni uhum na denggan, budi dibalas jahil.

Balsak, marbalsakbalsak, memercik mengenai darah.

Baltang, ulat-ulat lalat yang terdapat di luka-luka.

Baltuk, na baltuhan, besar (hanya di Toba). Balu, I. mabalu, dalam keadaan janda, duda; na mabalu, janda, duda; manghabaluhon, balu dari mendiang si....; na hinabaluhon ni si B, janda/duda mendiang si B; sai huhabaluhon ma ho, cacian di antara suami-isteri; bagusan kau duluan mati. II. ronggur balu, petir dahsyat.

Baluam, sej pundi-pundi tempat uang.

Baluang, ikat pinggang dengan kantongan uang diselipkan.

Baluangja, rantai kecil pengikat tangan.

Balun, mamalun, gulung, menggulung (tikar); balunan ni abit, = balunan, simpul yang mengikat pakaian, dalam simpul ini disimpan segala sesuatu; paramak so balunon, seorang yang kaya yang sering kali menerima tamu sehingga tikar untuk tamu tidak pernah digulung.

Balungbalung, penyakit pada perkencingan anak-anak; balungbalungon, menderita penyakit balungbalung.

Balungun, begu sibalungun, hantu, penyakit yang berasal dari si Balungun.

Balut, mamalut, memalut, membungkus; mamaluti, membaluti, membungkusi; mamaluthon, membalutkan; balutan, balutan, bebat; tali balut, tali balut, untuk membungkus.

Bana, montan bana, = marhangoluan, lih ontan.

Banda, parbandaan, kuburan; mamandahon, mengebumikan, mengubur.

Bandar, pondok tempat bermalam, sering dipakai sebagai nama kampung; Bandar Pulo.

Bandat, lamban, berat, lambat.

Bandaulu, nama semacam tumbuh-tumbuhan yang harum baunya dan menyerupai banebane.

Bandera, bendera, panji-panji.

Banding, I. agak berjauhan se-dikit, tidak ramah lagi terhadap orang. II. terpisah; pabanding, menyampingkan.

Bandol, (tentang makanan) ke-ras, alot, kenyal; = bendel.

Bane, I. siala bane, pemberian (jatah) yang teman-teman sekampung menerima kalau seorang gadis dari kampung itu dinikahkan atau kalau sawah atau ladang dijual. II. banebane, tumbuhan yang berdaun wangi.

Baneara, tumbuhan yang kalau diaduk dengan arang, menjadi bahan pewarna kain (ulos).

Banga, lebar, terbuka lebar-lebar.

Bangal, kering tentang air susu wanita; tentang enau yang tidak menghasilkan tuak lagi.

Bangar, besar; lali bangar, elang besar; na bangarbangar, besar (tentang manusia dan ternak).

Bangbang, lebar, luas, lapang, longgar.

Bange, tano bange, sej batuan putih dan asam (tanah liat) yang halus dan lunak yang bisa dimakan karena dianggap enak sebagai sedapan.

Bangga, = banggal.

Banggal, besar, kuat; mabanggal, lebar mengenai dada dan muka, bertulang.

Banggang, = banggal.

Banggar, (juga banggal), besar, kuat.

Banggas, kuat, keras hati.

Banggik, sej biawak; rungkung banggik, sej pohon kayu.

Bangging, sambangging, sepotong, segumpal daging.

Banggor, sedikit serak, agak parau.

Banggua, sibanggua, = subang, dilarang.

Banggungbanggungan, sej ampang membawa daging.

Banggur, sedikit panas.

Banggura, sibanggura, sibanggua, bdk pungga.

Bangka, (= talha), takik pada balatuk; mamangka, menakik batang kayu supaya bisa dipanjat; bangka rohana, terluka perasaannya.

Bangkal, I. timbaho bangkal, sej tembakau Batak. II. bangkalbangkal, tidak subur (tentang tanah).

Bangkang, terlalu besar, terlalu tua; bangkang ompaon, terlampau besar untuk digendong; bangkang daging, kaku.

Bangkar, kulit pohon enau yang keras yang terdapat pada cabang bawah dan meliliti ijuk, bersama ijuk ini merupakan bahan yang berharga untuk menutup atap; bangkaran, bunting (tentang ternak); parsili bangkar, orang-orangan (parsili) yang terbuat dari pelepah enau, sebagai silih penangkal cedera wanita hamil.

Bangkara, wilayah dan tempat pemukiman Raja Sisingamangaraja di Selatan Danau Toba.

Bangke, bangkai binatang atau jasad orang yang meninggal; bangke ni duhut, = bangkiang, arun bangke, demam merana (silupa).

Bangki, sibangkion, air, gulokgulok ni sibangkion, = dengke, udang dan segala-galanya yang hidup di dalam air.

Bangkiang, rumput dan tunggul jerami di sawah yang sewaktu mengerjakan sawah itu dimasukkan untuk menjadi pupuk.

Bangkin, tidak senang, gundah, suram, murung; bangkin rohana tu ahu, dia tidak merasa enak pada saya, dia menentang saya.

Bangkir, I. sambangkir, satu rupiah; rupia bangkir, satu rupiah (bukan rupia tali; sada tali = 25 sen). II. mambangkir, memotong dan memelah hingga sisanya tak berarti; pabangkirbangkir, membelokkan ke kanan ke kiri; mabangkir, lepas (potongan-potongan kecil dari luka). Bangkiring, tali pengikat, msl kebaya pada pinggang (ganti kancing).

Bangkirison, kurus kering (tentang orang atau anjing).

Bangkit, bangkit, berdiri, dinobatkan (jadi raja); bangkit raja, dinobatkan jadi raja; pabangkit, mengangkat seseorang ke kedudukan terhormat; hababangkit, penobatan, pengangkatan, pelantikan.

Bangko, darah daging, perangai, khasiat, akhlak, tabiat, sifat, watak, perilaku (tentang manusia dan binatang); bangko hian, sifat alami, asli, sifat yang mendasar; bangkona i, sudah sifatnya itu, tidak dapat diobah-obah, lazim demikian; juga: pangalahona do i, lazim demikian, tidak dapat diobah-obah.

Bangkol, lamban bergerak, perlahan-lahan, sungkan, enggan, berat hati, tidak suka; bangkol rohangku, enggan aku, berat hatiku, saya tidak suka (lawan: gigir).

Bangkos, berbau tak enak, berbau busuk (mengenai nafas).

Bangku, bangku; marbangkubangku, berbentuk bangku, berbangku-bangku.

Bangkudu, bengkudu, air akarnya menghasilkan getah warna merah untuk mewarnai benang tenunan; P.B.: sinuan bangkudu, tigor dangkana, mardalan pangulu, ditimbang hinatana, bengkudu ditanam, dahannya lurus, kalau pemimpin berjalan, semuanya yang dikatakannya ia mempertimbangkannya. Bangkurak, = tangkurak, tengkorak.

Bangkurung, sej jangkrik hitam.

Bango, dewasa, bersifat kelaki-lakian.

Bangsi, sej kampak, beliung.

Bangso, bangsa, kaum.

Bangun, I. = domu, bangunan ni roha, kesayangan teman karib kepada siapa segala-galanya dapat dikatakan (= hasudungan ni roha); sabangunan, sepasang, satu perlengkapan; ogung sabangunan, seperangkat gendang; ulaula tonun sabangunan, satu set alat tenun; ulaula ni tungkang sabangunan, seperangkat alat tukang; mamangunmanguni, mengadopsi secara pesta seorang yatim-piatu dalam marga yang asal usulnya tak jelas. II. bangunbangun, sej tumbuhan sayur; bangunbangun ni begu, sej tumbuhan liar; bangunbangun na bara, sej tumbuhan liar.

Baning, kura-kura yang besar.

Banjar, I. deretan, baris; sambanjar, satu deretan, sebaris. II. = huta, kampung; P.B.: tais pe banjar ginjang, mandapot do i raja huta, bagaimanapun panjangnya sebuah kampung, terdapat juga pemimpinnya.

Banje, beres, tuntas, komplit; nunga banje, persoalan sudah beres; banjebanje ulaon, tuntas pekerjaan, beres pelaksanaan tugas tanpa gangguan, tidak terbengkalai. Bansat, lambat, lamban.

Bansir, terserpih; mamansir, menggoyahkan, mengeping, menyerpih; sambansir, sekeping; bansir panailina, pandangannya marah, marah kelihatan.

Bansor, iba, kasihan, sedih tetapi tak dapat menolong, menaruh sangat belas kasihan.

Bantal, bantal.

Bante, mamante bodil, menyiapkan bedil untuk ditembakkan; parbantebantean, sesuatu yang dipakai untuk membalas dendam; bantebante, sisa (uang modal) msl orang menjual kulit kuda mati, uang kulit yang sedikit itu disebut bantebante.

Banto, jaring untuk menangkap burung.

Banua, negeri, jagad, daerah, benua, dunia wilayah; banuaginjang, kayangan, jagad atas, benua atas tempat tinggal dewata; banua tonga on, jagad tengah, dunia ini, bumi ini; banua toru, jagad bawah, benua bawah, tempat tinggal begu; banua banyak dipakai dalam nama wilayah: Banua Rea, Banua Aji.

Bao, tingkat kekerabatan: isteri saudara laki-laki isteri seseorang; atau : suami saudara perempuan suami seseorang; juga: menantu laki-laki; dalam adat Batak dilarang keras menikahi bao, kalau menjadi janda; bao rohana, hatinya agak risih, mulai renggang yang sebelumnya akrab; anak baobao, semua orang dari marga lain daripada marganya sendiri, bisa mengawini puterinya, juga putera-putera seorang lelaki yang tinggal di rumah mertuanya, bao, juga: sapaan untuk seorang laki-laki; baobao ni api, boaboa ni api, lih boa.

Baoa, lelaki, seorang laki-laki, pria; baoa parhalang ulu, atau baoa parjuluon, pria sebagai kepala rumahtangga; baoa parbalian, pria, karena dia bekerja di luar (sawah, ladang); sangkar so baoa, perempuan yang berwatak laki-laki; baoa adi, lih. adi.

Baoang, bawang.

Baor, I. mabaor, hanyut, mengalir, terbawa oleh air; dibaori aek, dihanyutkan air. II. baorbaor, per di dalam jam, pelantik di dalam bedil, picu perangkap, jerat; baor ni hail, pelampung pancing, joran; pamaoran, sengkang.

Baot, baotbaoton, salah bicara, mencaci.

Bap, tiruan sesuatu yang rebah; marbabap, rebah.

Bara, I. kolong rumah, tempat tinggal ternak waktu malam, kandang; bara ni hoda, kandang kuda; pabarahon, memasukkan ternak ke kandang; sijalo bara, nama kerabat yang pada mengawinkan perempuan menerima bagian yang terbesar setelah parboru; bagian ini adalah tau pabaraon, yaitu yang dapat dimasukkan ke kandang, jadi ternak, oleh karena itu orang ini disebut juga pamarai, oleh sebab dia menerima mas kawin (= yang membawa ke kandang) bagiannya disebut juga upa pamarai. II. na bara, cokelat (tentang warna kuda dan pakaian); sibara mata, sej burung. III. barabaraon, pertanda usia anak kecil: berumur satu sampai tiga bulan.

Baragas, babi hutan.

Barak, barakbarak ni hambing, kandang kambing.

Barakbak, jaring untuk menangkap burung.

Barang, barang, benda, barang dagangan.

Barangan, sej pohon, yang bu- ahnya dapat dimakan.

Barangsi, = na so uhum, tidak pantas, tak senonoh, kurang ajar, kotor; hata barangsi, kata-kata tak senonoh.

Barani, berani; barani ibana, berani dia; habaranion, keberanian.

Barasbas, terlalu ramah di situasi yang tidak pantas.

Barat, melintang; pabarat, me-lintangkan; pamarati di hata,memutarbalikkan kata-kata; ba-rat pamerengna, matanya marah;Huta Barat, wilayah di Silindung; mamarat, melintang, me-malang.

Barbar, mambarbar, mengerjakan kayu atau batu dengan rimbas, menetak, mengampak, memarang; tungkang pambarbar, pengampak, orang yang ahli dalam merimbas.

Barebe, sej rumput.

Barerang, belerang; nota: sering huruf l dalam bahasa Indonesia menjadi r dalam bahasa Batak, msl layar - rayar; lapar - rapar; kelambir - harambir; iar - riar; luar - ruar; tano barerang, tanah belerang.

Bari, I. basi, mengenai rasa msl nasi, juga: citarasa dalam mulut; baribari, basi; daon bari, (obat terhadap rasa basi) sekapur sirih atau tembakau; manghabarion, memperdulikan sesuatu. II. bari = asi; bari roha = asi roha.

Baria, peka, mudah merasa sakit, msl tentang mata, juga: arti kiasan, mudah tersinggung.

Bariba, sisi, seberang, sambariba, sebelah, separoh; horbo sambariba, setengah kerbau; sambariba horbo, satu daerah yang bertanggungjawab untuk setengah kerbau pada pesta horja; sambariba musu, separoh musuh; parbaribaan, ukuran setengah hewan; jabu bariba, rumah sebelah; tabo hata sambariba, ucapan sepihak enak didengar (sebelum didengarkan pihak lain); ndang martopap tangan sambariba, mana bisa bertepuk tangan sebelah, satu orang saja tidak bisa mulai bertengkar; di bariba on, di pihak sini; di bariba an, di seberang sana; di bariba, di seberang, di luar negeri; di bariba ni, di seberang; di bariba ni dolok an, di balik gunung sana; tu bariba, ke balik, ke seberang.

Baringbing, balung ayam jantan; baringbingon mata, sej penyakit mata (yakni kelopak mata yang berdaging tumbuh); baringbing ni dolok, punggung gunung. Baringin, I. pohon beringin; parbaringin, = parsanggul baringin, agama kebatinan Batak, imam agama kebatinan, yang bersanggulkan daun beringin pada upacara kurban; manjungjung baringinna, mempertahankan wewenang, otonom, mandiri, tidak tergantung pada orang lain (dikatakan tentang harajaon atau desa yang mandiri). II. kuda atau ayam jantan (menunjukkan kelamin); marbaringin, (tentang hewan) bersetubuh; mamaringini, mengawinkan ternak.

Bariris, (ada hubungan dengan baris), berbaris, baris, teratur, berjejer.

Baririt, = bariris.

Baris, I. baris, jalan yang biasa dijalani hewan; P.B.: barisbaris ni gaja di rura pangaloan, molo marsuru raja, denggan ma nioloan, ia so nioloan, tumunda hamagoan, molo oloan, dapotan pangomoan, barisan gajah, di lembah pangaloan, bila raja bertitah, elok diyakan, bila tak diyakan, berakibat merugikan, bila diyakan, alamat keberuntungan; marbarisbaris, berbaris-baris, berjejer-jejer; barisan, barisan, jajaran. II. mamaris, memestakan seseorang yang baru luput dari tangan musuh, menyambut tamu agung atau orang yang baru dilepaskan dari pasungan.

Barita, berita, kabar, pesan, penghormatan pribadi; barita mago, berita buruk, kabar jelek; barita gabe, kabar baik, berita sejahtera; barita angin, kabar angin, desas-desus; barita na uli, Injil, Evangelium; barita las ni roha, berita suka cita; barita, juga: terkenal, masyhur; sega baritana, rusak nama baik; tarbarita, terkenal, termasyhur; mamaritahon, mengumumkan, memberitakan; parbarita na uli, atau siboan na uli, pembawa berita baik; natarbaritaan, amat termasyhur, yang paling terkenal.

Barjing, barjing panaili, marah, melihat dengan tak senang hati; barjing roha, tidak senang hati, merasa tidak puas.

Barjit, terasa mulai basi sedikit (tentang tuak).

Barnit, (= bernit), berduka cita, bersedih hati, perih, sakit.

Baro, bisul, abses, barah, borok; baroon, berbisul, bisulan; baro buni, disentri amubawi; baro rarat, kanker; baropapan, bisul yang keras; baro imbulu, bisul pada akar bulu rambut; baro ulok, radang pada limpah; baro habang, sengal, encok, jerawat; songon aeon baro, seperti sakitnya bisul, penyakit atau penderitaan yang tak memancing perhatian orang, sakit tapi tak bahaya (oleh sebab dia yang bisulan itu tidak dikasihani).

Baroba, = ambaroba.

Barobo, mambarobo, mencuri.

Barombom, besar (tentang badan manusia).

Barse, barsebarse, bakul dari jerami yang sudah tua.

Barsi, bersin; barsibarsi, bersin.

Baru, (pendekan dari imbaru), baru; taon baru, tahun baru.

Baruang, beruang; horbo sibaruang, kerbau yang ada bintik putih sekitar matanya dan punggungnya putih; biang sibarung, anjing yang ada bintik putih sekitar matanya.

Baruas, beruas.

Barubus, tempat dalam mana orang menyaring air abu untuk mendapat mesiu.

Barunjat, ulos barunjat, sej ulos.

Barung, satu duit, duit logam yang dulu berlaku. II. sibarung, burung bangau. III. barungbarung, gubuk, dangau, pengepungan.

Barungbung, lembah antara dua gunung.

Barunge, sej pohon kayu.

Barur, bekas pikulan, garis, kerut, jalur, balur, gerugut; marbarurbarur, berjalur-jalur, berbaris, berkerut, bergerugut (msl tanduk rusa); baruran, petak untuk tanaman msl kebunubi (gadong).

Barut, gondok; baruton, gondokan, bergondok.

Barutu, marbarutu, kasar, tidak rata mengenai permukaan, tidak mulus.

Bas, tiruan bunyi "bas"; marlabas, bunyi tembakan.

Basa, I. ramah, baik, karunia, murah hati, suka memberi; marbasa, berbaik, bermurah hati; denggan basana, kebaikan, kemurahan hati; mardenggan basa, bermurah hati; asi roham, denggan basam, doa: berbelaskasihan dan bermurahhatilah Dikau; basabasa, pemberian, anugerah; mamasamasahon, (dibasabasahon), meng- (di-) anugerahkan; ngenge basa, cacar air yang kecil dan tidak bahaya; dalmet batu pinasa, lambok soada basa, lembut batu nangka, berbicara manis tidak suka memberi, budi bahasa baik tanpa pemberian; uli basa = denggan basa. II. basa (dari =masa) menunjuk waktu yang akan datang, berikut; basa onan, pekan berikutnya; basa minggu, minggu yang akan datang; basa adui, kelak di kemudian hari; na basa onan i, hari pekan yang baru lewat; na basa minggu i, minggu yang baru lewat.

Basahan, = basan, kain yang buruk.

Basan, pakaian bekas pakai, basahan, celana mandi, celana yang dikenakan di waktu mandi atau pekerjaan kotor.

Basang, nae basangbasuhi, demikian disebut tataring (perapian) pada upacara persembahan (mangupa) sambil melumaskan makanan pada benda-benda tersebut.

Basar, I. ramah, manis, lemah lembut, suka memberi; basar manamuei, suka menjamui orang; habasaron, kebiasaan suka memberi dan menjamu orang, bermurah hati. II. basar, besar, agung; tuan basar, tuan besar. Basbas, mambasbas, mengeluarkan akar pohon dari tanah dengan memakai kayu dan baji.

Basbason, jerami dari ri atau hadudu yang dipakai sebagai atap.

Base, basebaseon, buruk, tua, usang, aus, lusuh karena sudah lama dipakai.

Basi, sejumlah uang yang masih
perlu dibayarkan untuk menggenapi jumlah itu: (= panendek, lih tendek).

Basiang, sej tanaman yang daunnya dipakai untuk menganyam.

Basiha, = tiang.

Basir, duri, benda tajam seperti bambu runcing yang dimasukkan ke tanah sebagai rancau terhadap musuh; hona basir, kemasukan duri atau benda tajam; tarbasir, idem; basirbasir, merasa dirinya seakan-akan ditusuk.

Baso, I. adat istiadat, adat sehubungan dengan apa yang terlarang; na umboto baso, orang yang tahu aturan, msl dalam pembicaraan; gilogilo baso, gangguan jiwa yang enteng pikirannya tidak waras. II. baso = hambar, hambar, kehilangan rasa aslinya; hapur na baso, kapur yang tak ada kekuatan lagi, tawar; baso parbinotoan, pengetahuan yang tidak tepat lagi, tidak persis. III. baso, bahwa dalam kalimat yang menegaskan; hudok baso hatangki, kukatakan bahwa ucapanku benar; juga: basa. IV. sibaso, laki-laki tetapi terlebih wanita yang karasukan roh; juga: bidan yang sekaligus: dukun; sibaso na bolon, medium; juga: sebutan roh ompu parsadaan ni sada horja, nenek bersama dari seluruh kesatuan persembahan, dari dia diharapkan berkat kelahiran anak. V. baso, berkurang mengenai kesaktian dan dukacita.

Basta, = isara; basta baoa, sifat khas lelaki.

Basu, mamasu, mencuci.

Basuhi, lih. basang.

Basung, tangkai kapak.

Batahi, cambuk, cemeti, alat penyiksa, tongkat.

Batak, mamatak, menunggang kuda tunggangan sambil memacunya untuk jalan cepat; batak hodami, larikan kudamu itu; piga dan batahonmu, berapa lama kau tempuh dengan menunggang kuda; habatahon, masalah batak, adat dan hukum suku Batak; manghabatakhon, menterjemahkan dalam bahasa batak, membahasabatakkan; batahi, tongkat penggiring ternak; arti kiasan juga: cemeti, cambuk.

Batang, batang kayu, dasar arus sungai, peti mayat; juga: pembantu bilangan; dua batang, dua buah, dua biji; batang ni hau, pertengahan batang kayu; batang aek, sungai; batang toru, nama sebuah sungai Batang Toru di Tapanuli Selatan, dimana aek Sigeaon dan Situmandi, bergabung; pamatang, badan, tubuh, sosok (kata asal: batang).

Batangi, sabatangi, sawah sebesar satu teras; batangi niapus, sumpah, hapus seperti pematang (lih. gana).

Batarbatar, rumah jaga dari mana orang mengamat-amati musuh juga: panggung bambu di atas air danau tempat para nelayan duduk sewaktu membuang jalanya.

Batara, I. Batara Guru, salah satu dari tiga dewata Batak. Gelar lengkapnya, batara guru paniangan, batara guru panungkunan, batara guru pandapotan, panungkunan ni uhum, pandapotan ni patik di jolma manisia, dalam doa Batara Guru serentak dipanggil bersama Soripada dan Mangalabulan (Malabulan) dan Mula Jadi Na Bolon, yang empat ini adalah dewa yang tertinggi; yang tiga pertama hanya disebut saja dewa yang tiga, ketiga dewa. II. bataraon, ganas, marah sekali; batara inaina, seorang laki-laki yang bertengkar dengan para perempuan di kampung.

Batas, batas.

Batil, panci masak untuk candu.

Batin, batin, dalam batin, tersembunyi, rahasia.

Bating, cerdik, pandai mengenai datu.

Batis, keping, penggal, kerat, potong; sambatis, sepenggal, sekerat, sepotong (msl sepotong kayu yang dipotong lu-rus); mamatis, memotong lurus.
Bato, bongkah tanah sebagaimana dipakai untuk mendirikan kubu (galogat); tano bato, kubu dari tanah; partanobatoan, idem.

Batong, potongan badan yang kuat dan buntak.

Batoran, = aturan.

Batos, I= batas. II. mamatos, mulai, memulai.

Batu, batu, batu timbangan, biji buah; batu garaga, batu yang ditemukan pada daerah dimana ada air belerang; batu bodil, batu api (hitam); batu rese (rase), batu kersik; batu ping, batu keras agak licin; batu peo, granit; batu parbue, batu pasir, lapisan tanah yang lama-lama mengeras; batu ranggisgis, batu apung; batu loting, batu api yang kemerah-merahan; batu mamak, batu yang sangat keras, batu karang; batu sindor, batu yang curam ke atas; P.B.: batu sindor na so hasigean, batu mamak na so hagairan, karang yang curam yang tak didaki, batu karang yang tak bisa digaruk, artinya: tak terkalahkan; batu arang, batu arang; batu ni manuk, telur ayam; batu harang, batu karang (sakit ginjal); batu harangon, penyakit ginjal; batubatu, pelir, dakar; batu holing, batu kilat, batu merah yang digosok buat pewarna ukiran batak; batu ni jala, batu pemberat jala; sira batu, garam bungkal; batuan = batu ni dasing, batu timbangan; batuan ni uhum, vonnis, keputusan pengadilan; batu ni sipanganon, uang yang diberikan serta makan sewaktu mengunjungi sanak saudara; batu ni ruma, hamba yang semenjak nenek laki-lakinya berada dalam rumah, satu ungkapan yang kasar; tano na batuon, tanah berbatu-batu; mamatui, menimbang dengan batu; juga: meletakkan batu dibawah balok-balok rumah sebagai alasan.

Batuk, batuk; batuhon, menderita batuk; batukbatuk, terbatuk-batuk terus-menerus; mamatuk, memberi tanda kepada seseorang dengan jalan berbatuk.

Bau, I. bau, berbau busuk; sibau indahan, seorang yang sangat dibenci sehingga makanannya berbau busuk; baubauan, segala sesuatu yang enak baunya; bau jobat, musuh, yang sangat dibenci; juga: tembakau yang berbau busuk. II. mambau, menganyam dengan kercut atau rotan.

Bauk, bulu pada tubuh, juga: janggut.

Baul, baulbaulon pamanganhu, saya salah kata.

Baunde, sibaunde, sej pohon kayu.

Baung, ikan baung yang menyerupai sibahut.

Baunge, ladang, seorang raja digelari nampuna tombak nampuna baunge.

Baus, sombong, congkak; bausbaus ni igungna, hal menarik hidung ke atas, congkak, tinggi hati; mambaus igungna, menarik hidung ke atas.

Bauta, I. berakhir, telah selesai hingga tak perlu lagi disebut (dari bau utauta? = bau busuk, jangan buka lagi). II. bauta ni huta, orang terkucil di satu kampung (dari bau huta?).

Bawa, lih baoa.

Bayo, orang, bung, lelaki; bayo an, lelaki ini.

Be, I. distributif, setiap, masing-masing, tiap-tiap, ditempatkan di belakang predikat; laho be ma nasida, masing-masing mereka pergi; dijalo nasida saotik be, mereka masing-masing menerima sedikit; masitopot hutana be, mereka pergi ke kampungnya masing-masing; masidok hatana be, tiap-tiap orang berbicara; asingasing be, tiap-tiap orang berlainan. II. Dalam kalimat ingkar: lagi; ndang be, tidak lagi; unang be mulak tuson, jangan pulang lagi kesini; unang be taringoti i, jangan singgung itu lagi.

Bea, = barang, manang, atau, hanya dipakai dalam pustaha.

Bean, bentu be yang diperpanjang.

Beang, pasung; tarbeang, terpasung; beangan, pasungan; mameanghon, memasung.

Beangbeang, tumbuhan air berbunga putih; beangbeang tur, sej tumbuhan yang daunnya dipakai sebagai sayur.

Bearbear, dubur, anus mengenai manusia dan binatang.

Beasa = boasa, mengapa, kenapa?

Beasi, = beasa.

Beat, sorong mengenai mulut, lih jeat; dipambebeati, menyerongkan mulut.

Bebe, mabebe, diputar, menjadi lembek dengan memutarnya; mambebe, memutar, memulas, menggulung, msl kulit kerbau; mambebe dihilala, terasa adanya royan; pambebe, royan; mambebe hoda, menjinakkan kuda dengan memutar kupingnya; pabebebebe, memutar-mutar kesana-kesini.

Bebeati, mambebeati, menarik mulut yang jelek untuk menunjukkan hinanya, lih. beat.

Bebeng, lih beng.

Bebenesan, = bobonosan, menjadi takut.

Bedu, kambing gunung.

Bege, umbege, mendengar; tarbege, kedengaran, terdengar; parbinegean, indera pendengaran; marparbinegean, dapat mendengar; marbinege, dapat mendengar; patubegehon (dipatubegehon), memperdengarkan; holan begena i di ibana, ia hanya mendengar (tetapi ia tidak melaksanakan apa yang didengarnya); pabegebege, menguping, mendengar-dengarkan.

Begu, I. roh yang mati, selama manusia hidup rohnya disebut tondi, bila ia mati akan disebut begu, sebagai begu ia ditakuti; kepada begu dipersalahkan semua penyakit dan semua malapetaka; oleh sebab itu begu adalah juga: roh jahat, hantu khayal; begu antuk, penyakit kolera; begu sorposorpo, penyakit yang timbul mendadak; beguladangon, tiba-tiba sakit sepulang dari ladang (diserang oleh begu yang tinggal di ladang); begu sorngot, terserang penyakit menular yang payah sembuh; hona begu, jatuh sakit; dipodomi begu, mimpi tertekan hantu; sipelebegu, animis, penyembah berhala; parbegu, idem; mamele begu, memberi sesajen pada mahluk gaib; P.B.: taganan do mangadop di jolma unang mangadop di begu, lebih baik berhutang pada manusia daripada terhadap hantu: ajakan untuk memberi sesajen; panganan begu, tempat sesajen di atas kuburan; begu aha, agiaaha, apa-apaan? apapun; begu aha soada, apapun tidak ada; tu begu aha? untuk apa? ndang huboto manang begu aha i, tidak tahu aku untuk apa itu; anggara na begu, hari ke-24 dalam bulan; lampulampu ni begu, kupu-kupu berwarna-warni (karena begu mempunyai yang terbagus). Cara hidup hantu itu dianggap janggal dibandingkan dengan hidup manusia, msl turun tangga dengan kepala ke bawah, tidur siang hari dan berjalan-jalan pada malam hari. Apa saja yang janggal; dinyatakan dengan kata-kata begu; usung begu, membawa barang secara janggal; ompa begu, menggendong anak secara janggal; tali begu, tali kasut,; macam-macam begu yang berkonotasi buruk: begu jau, begu toba, begu laos, yang membuat orang sakit tiba-tiba; begu antuk, begu nurnur, begu ladang, begu siharhar, begu siherut, begu surpusurpu, begu sorpa, begu pana, begu rojan, begu laut, begu sirumata, hantu biasa yang tinggal di udara; isaisa, somorsomor, begu namora, dewi air; begu namoraon, jatuh sakit karena dewi air. II. na begu, gagah berani (mungkin; seperti begu); habeguon, keberanian.

Beha, bagaimana; juga: boha; manang beha, bagaimanapun; manang beha pe, bagaimanapun juga; ndang adong beha rohangku, bagiku tak apa-apa, sama saja; beha do pangalahona umbahen, bagaimana rupanya sehingga....

Behet, marbehetbehet, (tiruan bunyi), mengembik, mengenai kambing dan domba.

Bejek = puspus, mengerjakan sesuatu dengan rajin; sibejek, uang.

Bela, sidang bela, nama begu.

Belbel, = bilbil, mambelbel, melepaskan daging dari tulang; mambelbel hata, bertanya-tanya terus-menerus sampai diketahui semuanya.

Belek, kaleng; tungkang belek, tukang kaleng.

Bellong, = bollang.

Belut, tajam mengenai pisau dan senjata; belut hatana, kata-katanya mengena; parhata belut, orang yang kata-katanya berterima, masuk dalam hati.

Benda, lambat, perlahan; diparbendabendai, lama memahami orang.

Bendat, = benda.

Bendel, (= bandol), kenyal, alot, sulit dikunyah; parroha na bendel, orang yang tidak ambil pusing dengan tegoran; P.B: hinarat hulinghuling sai bendelbendel, naroa do halakmanghuling molo sai mengkelengkel, kenyal kulit digigit, jeleknya orang bicara kalau terus tertawa.

Bendet, lambat.

Bendi, kereta beroda dua.

Bendul, habendulan pat, kaki yang telah lama sakit, tetapi tidak luka, hingga tidak bisa dipakai.

Bendung, marbendungbendung, berpaling.

Bene, penat, lesuh, letih; bene dihilala, lesuh perasaannya terus-menerus; binene i, lesu karena; dibene udan, ditimpa hujan non-stop; dibene sahit, dirundung sakit, dibene sori ni ari, dirundung nasib malang; dibene aek hauma, sawah digenang air terus-menerus (hingga tanah itu jadi lem-bek); sahit bene, sakit me-nahun.

0 komentar:

Posting Komentar